Secara bahasa Thoriqoh berarti : Jalan, cara, metode, system, mazhab, aliran, haluan, tiang tempat berteduh, yang mulia dan yang mulia dari kaum, dan lain-lain.
Menurut istilah Tasawuf,Thoriqoh berarti: Perjalanan seorang salik (pengikut thoriqoh) menuju Tuhan dengan cara menyucikan diri.Thariqah juga berarti perjalanan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk dapat mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Oleh karena itu,orang yang melakukan thoriqoh tidak dibenarkan meninggalkan syari’at, bahkan pelaksanaan thoriqoh merupakan pelaksanaan syari’at agama.
Imam Malik RA. Berkata dalam kitab Tanwirul Qulub halaman 408.
مَنْ تَشَرَّعَ وَلَمْ يَتَحَقَّقْ فَقَدْ تَفَسَّقَ وَمَنْ تَحَقَّقَ وَلَمْ يَتَسَرَّعْ فَقَدْ تَزَنْدَقَ وَمَنْ جَمَعَ بَيْنَهُمَا فَقَدْ تَحَقَّق
Artinya: Barang siapa melaksanakan syari’at tanpa di sertai thoriqoh hukumnya adalah fasiq, dan barang siapa hanya melakukan toriqoh saja tanpa disertai dengan syari’at hukumnya adalah kafir zindiq, dan barang siapa yang melakukan kedua-duanya (syari’at dan thoriqoh) maka dia akan sampai pada derajat hakikat (Whusulul ilaAlloh).
قَالَ الشَّيْخُ نَجْمُ الدِّيْنِ اَلْكِبْرِىْ : اَلشَّرِيْعَةُ كَالسَّفِيْنَةِ وَالطَّرِيْقَةُ كَاْلبَحْرِ وَلْحَقِيْقَةُ كَالدُّرّ ِفَمَنْ أَرَادَ الدُّرّ َرَكِبَ ِفيْ السَّفِيْنَةِ ثُمَّ شَرَعَ ِفيْ اْلبَحْرِ ثمُ َّوَصَلَ ِالىَ الدُّرّ ِفَمَنْ تَرَكَ هٰٰذَا التَّرْتِيْبَ َلا يَصِلُ اِلىَ الدُّر ِ
Artinya: Syari’at itu bagaikan perahu, thoriqoh bagaikan laut dan hakikat itu bagaikan intan/permata yang berada di tengah lauatan, barang siapa mengiginkan intan permata itu maka dia harus naik perahu dan berlayar ke tengah lautan kemudian menyelam ke dasar laut, maka dengan cara itulah dia akan menemukan intan permata. Dan barang siapa meninggalkan urutan/tata cara ini maka dia tidak akan sampai dan tidak akan menemukan sebuah intan/permata.
Diterangkan dalam kitab Jamiul Ushul Fil Auliya’ Wa Anwa’ihim hal. 75-76.
Melakukan thoriqoh harus dibimbing oleh guru yang disebut Mursyid atau Syekh, tidak bisa sembarangan. Syekh inilah yang bertanggung jawab terhadap murid-muridnya. Ia mengawasi murid-muridnya dalam kehidupan lahiriyah serta rohaniyah. Bahkan seorang Syekh adalah sebagai perantara (robithoh) antara murid dengan Tuhan dalam beribadah. Karena itu seorang Syekh haruslah sempurna suluk-nya dalam ilmu syari’at dan hakikat menurut Al-Qur’an, Hadits, dan Ijma’.
Syekh Muhammad Amin Al-Kurdiy mengemukakan tiga macam definisi, yang berturut-turut disebutkan:
1.Tarekat adalah pengamalan syari’at, melaksanakan beban ibadah (dengan tekun) dan menjauhkan (diri) dari (sikap) mempermudah (ibadah), yang sebenarnya memang tidak boleh dipermudah.
2.Tarekat adalah menjauhi larangan dan melakukan perintah Tuhan sesuai dengan kesanggupannya; baik larangan dan perintah yang nyata, maupun yang tidak (batin).
3.Tarekat adalah meninggalkan yang haram dan makruh, memperhatikan hal-hal mubah (yang sifatnya mengandung) fadhilat, menunaikan hal-hal yang diwajibkan dan yang disunatkan, sesuai dengan kesanggupan (pelaksanaan) di bawah bimbingan seorang Arif (Syekh) dari (Shufi) yang mencita-citakan suatu tujuan.
Tujuan dan Dasar Utama Tarekat
Tujuan utama pendirian berbagai tarekat oleh para sufi, termasuk Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah adalah untuk membina dan mengarahkan seseorang agar bias merasakan hakikat Tuhannya dalam kehidupan sehari-hari melalui perjalanan ibadah yang terarah dan sempurna. Dalam kegiatan semacam ini, biasanya seorang anggota atau salik (penempuh dan pencari hakikat ketuhanan) akan diarahkan oleh tradisi-tradisi ritual khas yang terdapat dalam tarekat bersangkutan sebagai upaya pengembangan untuk bisa menyampaikan mereka ke wilayah hakikat atau makrifat kepada Allah ’Azza wa Jalla. Setiap tarekat memilki perbedaan dalam menentukan metode dan prinsip-prinsip pembinaanya. Meski demikian, tujuan utama setiap tarekat akan tetap sama, yakni mengharapkan Hakikat Yang Mutlak, Allah ’Azza wa Jalla. Secara umum, tujuan utama setiap tarekat adalah penekanan pada kehidupan akhirat, yang merupakan titik akhir tujuan kehidupan manusia beragama. Sehingga, setiap aktifitas atau amal perbuatan selalu diperhitungkan, apakah dapat diterima atau tidak oleh Tuhan.
PENGERTIAN MU’TABAROH
Mu’tabaroh artinya thoriqoh yang dimaksud bersambung ajarannya kepada Rasulullah SAW. Yang mana Rasulullah menerima ajaran itu dari malaikat Jibril dan Malaikat Jibril dari Allah SWT.
Menurut Syekh Ahmad Dhiya’uddin Mustofa al-Kamisykhonawi an-Naqsabandi dalam kitabnya Jamiul Ushul Fil Auliya’ Wa Anwa’ihim halaman 3 s/d 4 Thoriqoh al-Mu’tabaroh itu berjumlah 41 antara lain yaitu tertera di bawah ini :
NAMA-NAMA THORIQOH AL-MU’TABAROH DAN PARA PENDIRINYA
NAMA THORIQOH PENDIRI BERPUSAT DI KOTA
1 An-Naqsyabandiyah Syekh Muhammad Bin Muhammad Bin Al-Uwaisi Al-Bukhori Naqsabandi Qasri Arifan, Turki
2 Al-Qodiriyah Syekh Abdul Qodir Al-Jailani Baghdad, Irak
3 As-Syadziliyah Syekh Abul Hasan Ali As-Syadzili Mekah, Arab Saudi
4 Ar-Rifa’iyah Syekh Ahmad Ar-Rifai Bagdad, Irak
5 Al-Ahmadiyah Mirza Ghulam Ahmad Qodiah, India
6 Ad-Dasuqiyah
7 As-Suhrowardiyah Syekh Abu An-Najib As-Suhrowardi Dan Syekh Syihabuddin Abu Hafs Bin Abdullah As-Suhrowardiyah Bagdad, Irak
8 Al-Maulawiyah Syekh Jalaluddin Ar-Rumi Konya, Anatolia
9 Al-Kubrowiyah Syekh Najmuddin Khurasan, Iran
10 Al-Akbariyah
11 Al-Kholwatiyah Syekh Umar Al-Kholwati Kayseri, Turki
12 Al-Jalwatiyah Syekh Pir Uftadi Bursa, Turki
13 Al-Bakdasyiyah Syekh Baktasyi Veli Kir Ser, Turki
14 Al-Ghozaliyah Syekh Abu Hamid Al-Ghozali
15 Ar-Rumiyah
16 As-Sa’diyah Syekh Sa’duddin Jibawi Damascus, Irak
17 Al-Jistiyah
18 As-Sya’baniyah
19 Al-Kalsyaniyah
20 Al-Khamzawiyah
21 Al-Bahromiyah/Al-Bairomiyah Syekh Hajji Bahromi/Bayromi Ankara, Turki
22 Al-‘Asyaqiyah Syekh Hasanuddin Istanbul, Turki
23 Al-Bakriyah Syekh Abu Bakar Wafai Aleppo, Suriah
24 Al-Umariyah
25 Al-Utsmaniyah
26 Al-Alawiyah Syekh Abu Abbas Ahmad Bin Mustafa Al-Alawi Mostaganem, Aljazair
27 Al-Abbasiyah
28 Az-Zainabiyah
29 Al-‘Aisuwiyah
30 Al-Maghrobiyah
31 Al-Bukhuriyah
32 Al-Khadadiyah Syekh Abdullah Bin Alawi Bin Muhammad Al-Haddad Hedzjaz, Arab Saudi
33 Al-Ghoibiyah
34 Al-Khudriyah
35 As-Syatoriyah Syekh Abdullah As-Syattar India
36 Al-Bayumiyah
37 Al-Malamiyah
38 Al-Idrusiyah Syekh Ahmad Bin Idrus bin Muhammad Bin Ali Asir, Arab Saudi
39 Al-Matbuliyah
40 As-Sumbuliyah Syekh Sunbul Yusuf Bulawi Istanbul, Turki
41 Al-Uaisiyah
Untuk tambahan informasi keilmuan,anda bisa klik ucun E-book